Semerbak aroma perpaduan embun dan tanah basah pagi ini begitu menyejukkan. Aku mendenguskan indera penciuman agar bisa menghirupnya lebih dalam. Sekelabat aroma itu menggoda untuk ku sapa, memercikkan keinginan untuk membelai embun yang sengaja singgah di pelepah daun, menapaki tanah basah yang kutau menggigilkan lapisan epidermis kulit. Aroma yang begitu ingin ku jejaki dari balik selimut nyamanku pagi ini.
Hanya saja, ada sesuatu yang lebih membuatku terbius untuk terus beradu dalam selimut putih dengan corak bunga krisan yang membungkus tubuhku. Ada aroma lain yang hadir. Aroma lain yang ku kenal. Yang kemudian menjalar bagai candu dalam sistem peredaran darahku. Tidak tau kenapa aroma ini begitu mengganggu pagi ini.
Aroma khas yang jelas ku hafal. Tidak sesejuk aroma embun dan tanah basah setiap pagi memang. Namun, menghirupnya mampu menenangkan gelombang dalam dada yang mengamuk minta dipertemukan. Aroma yang mampu merasuki bagian terkecil dalam relung hingga letupannya makin kuat terasa.
Coba tebak? aroma apa yang kini dapat mengalahkan aroma sejuk embun pagi? tidak ada menurutku, tapi itu duluu. Setelah pagi ini mungkin aku akan dibuat limbung untuk memilih. Kuharap tak ada saja yang bertanya. Sungguh ini menjengkelkan. Ditambah lagi, hati malah membuatnya semakin rumit. Perilaku memberontaknya lama-kelamaan jadi tabiat, tidak tahu belajar dan di ajarkan oleh siapa. Selalu saja berseteru dengan logika.
Bagaimana ini? Aroma ini selalu saja membuatku kacau. Ini bukan yang pertama kali tapi ini yang paling parah. Kadang-kadang ingin sekali mengadu tapi setelah dipikir lagi apa yang harus diadukan. Mengadu akan aroma yang membuat hati tak lagi menurut? barang kali aku akan di anggap gila.
Jelas sekali segalanya makin membentuk kalimat tanya, Jadi aroma apakah ini? hingga luapannya mampu membuat ku pusing tujuh keliling, penat bukan kepalang. Sudah bisa diterka? yang jelas ini bukan aroma wangi parfum, bukan juga aroma busuk menyengat yang kemudian sulit dilupakan. Melainkan aroma lain yang tiba-tiba saja hadir, aroma khas, aroma tubuh seseorang.
Ah, kalau saja boleh, kalau saja dekat, sudah kurengkuh pemilik aroma itu hingga puas. Tapi, puas? tidak akan pernah. Demi apa, jangan bilang ini merindu. Argh, tolonglah jangan lagi.
Sekarang apa? sudah lihat bagaimana kacaunya aku bukan? ini baru aromanya bagaimana dengan pemilik aroma itu nanti? Tidak, tidak aku akan semakin kacau kalau begini. Sudah, sudah, tenanglah. Kalian lihat? aku jadi makin kacau dibuatnya. Ah, terserah saja. Mungkin aku harus mencari cara untuk bisa menghirup aroma khas itu dalam waktu lama atau mungkin selama-lamanya. Tidak tahu, mungkin ini efek feromonmu, hingga tak bisa ku lupa aroma khas tubuhmu barang sedetik.
Hei, sampaikan saja pada pemilikmu
Aku merindukannya.
Rindu....sesuatu yang sangat menyakitkan tapi sangat menyenangkan
ReplyDeleteYang seringkali membuat objek perindunya kalang kabut.
DeleteHihihi bagus nih. Ini kalo beneran, berarti kangen emang bisa bikin tulisan jadi bagus ya. \:p/
ReplyDeletehehee, makasih
Deletekunjungan pertama yaa, jangan lupa mampir lagi