"kata
mereka kita berbeda”
“mereka
belum tahu apa arti perbedaan”
“kata
mereka kita mustahil untuk bersama”
“mereka
belum merasakan apa itu cinta”
“kata
mereka kita tidak akan pernah bisa bersatu”
“mereka
belum mengerti apa itu menanti”
“tapiii…”
Dia kemudian
membelai kulitku lembut dengan fraksi-fraksi sinarnya, rasanya hangat, seketika aku mulai bercahaya karnanya. bodoh,
aku tak ingin menghiraukan kicauan para bintang.
Biarlah
1000 tahun lamanya, aku akan tetap menanti untuk memelukmu. Matahari.
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis.
Comments
Post a Comment