Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Perihal HARAPAN

Rasanya baru saja tersambar petir. Tak pernah merasa lebih sakit dari saat ini. Harapan. Terlalu tinggi angan yang digelantungkan. Pantas saja saat jatuh sakitnya mengiris sembilu. Kau menyayatnya lagi. Sayatan yang sama dengan yang selalu kau lakukan pada korban-korban masa lampaumu. Sayangnya, aku tak cukup kuat untuk menghindar dari sayatan demi sayatan yang terus kau berikan. Aku pasrah, bukan karna aku menyerah. Tapi, aku tak tahu bagaimana caranya menghindarimu, karna menghindarimu membuatku lebih tersiksa. Kau angkat sampai menyentuh lapisan langit, dibiarkan melayang hingga merasa seperti terbang, kemudian kau lepas hingga jatuh tergeletak. Coba tebak, kenapa hatiku jauh lebih sakit dibandingkan tubuhku? aku perlu jawabanmu untuk sekedar menguatkan diri sendiri, karna sejauh ini aku sendiri tak bisa memprediksikan jawabannya.  Tanyamu, kenapa aku begitu terluka? Kenapa tidak kau tanyakan saja pada malam, malam yang selalu menemani hingga mataku lelah terjaga akib

8 November dalam memory.

selamat tinggal. sampai berjumpa lagi. memang, mengucapkan selalu lebih mudah padahal hati tak pernah merasa cukup rela.  6 jam selama 6 hari yang dihabiskan selama 1 bulan terakhir ini, seakan menambah stok kenangan yang kemudian hanya bisa terflashback di waktu senggang. rasanya baru kemarin hari pertama masuk. 1 bulan tapi kenapa terasa begitu sebentar? waktu.  waktu, selalu terasa misterius seakan menyimpan seribu rahasia. banyak orang yang selalu mencoba menebak-nebak, berusaha menjawab rahasianya yang tersimpan rapi, tapi hingga abad ini...nihil. waktu masih menjadi rahasia langit yang tak terpecahkan oleh zaman. misterius seperti kabut. entah ada apa dibaliknya, tidak ada yang tau secara jelas dan gamblang. tapi itulah dia, sang waktu. selalu punya cara agar tidak dilupakan. dengan apa? kenangan. kenangan, bagian dari tumpukan ingatan. dimana bentuknya kemudian menjadi magnet-magnet yang menempel erat. melekat dan tak terlupakan. begitu, mungkin. bias pelangi yang p

Mengalirlah~

Mengalirlah, akan kubiarkan kau tetap jatuh hingga menghapus duka yang menyayat Mengalirlah, mungkin aliran beningmu mampu memurnikan riak yang demikian berlumpur dalam dada Mengalirlah, hingga tetesan itu lebur bersama tanah yang kemudian basah Mengalirlah, takkan kuhapus hingga alirmu mampu menjernihkan akal tumpul yang tak berdaa Mengalirlah, hingga sembapnya menutupi bengkak sumbermu berada Mengalirlah, sampai suara serak menjadi lagu pengantar deraimu Mengalirlah, bahkan ketika tarikan nafas meminta pengampunan, hingga hembus ikut bersenada mengiringi arusmu Mengalirlah, sampai kau bosan untuk mengalir Mengalirlah, air mata.

Terminal

"duh, lama sekali kita sampai ?" keluhku pada pria yang duduk tepat disamping kanan ku. dia memalingkan wajah sambil alisnya sedikit tertarik ke atas. kemudian diikuti sunggingan manis dibibirnya. aku suka dengan raut wajahnya seperti itu. lucu tapi tetap hanyat. dia mengambil tanganku, menggenggamnya erat sembari terus tersenyum hangat. "gadis, ini sudah yang ke lima kalinya kau mengeluh dengan pengaduan yang sama. kita akan sampai jika sudah waktunya sampai" "tapi al, aku sudah tidak sabar bertemu keluargaku dan memperkenalkanmu, mereka pasti senang mengenalmu" "iya,iya. aku tahu. nanti kau juga akan kuperkenalkan pada keluargaku" "iya. tapiii.." "sudah, sudah. kamu sebaiknya istirahat, aku kubangunkan nanti" aku hanya menatapnya lama, kemudian ku anggukkan kepala tanda setuju. kami kemudian saling tersenyum dengan tatapan lekat. ah, aku selalu senang ketika melakukan hal ini . seakan aku punya kuasa untuk t

Bolehkah?

pemandangan yang sama. pohon palsu yang entah apa namanya. kupu-kupu yang melekat di balik gorden. tiga ekor burung yang tak pernah berkicau. sketsa hitam putih wanita berkerudung. serta styrofoam merah dengan foto yang tersusun secara abstrak. dari sekian pemandangan didalam kamar kos berukuran kurang lebih 3x4 itu. hanya ada 1 hal yang menyedot perhatianku. nama disudut styrofoam merah. nama yang disusun secara rapi dengan color thumb tacks . iya. namamu. hanya empat huruf. namun efeknya jauh lebih besar bahkan ketika angka empat itu dikuadratkan.  aku ingat kapan nama itu mulai terpampang disana. kau ingat? tentu setelah aku mengingatkanmu. kau tak biasa mengingat hal-hal kecil tak berguna semacam itu. aku tahu. pandanganku seakan tak ingin teralihkan dari sudut yang mengukir jelas namamu. ada apa? nama itu seperti magnet yang menarikku. namamu, namamu, namamu, tak henti-hentinya terus kulafalkan hingga kini jadi ritual sebelum mataku terpejam. bahkan menyebutnya cukup mem

Hati. selalu lebih paham

perasaan itu lagi. pertanyaan yang sama. masih berputar hebat mengelilingi organ bernama otak.  sudah pukul 01.06 pagi, tapi akal masih tetap di posisi yang sama saat bangun tadi. kau tahu? aku kelelahan.  rasanya seperti mencoba menangkap deru angin tak menyejukkan. semakin kuraih, semakin keras pula ia bergemuruh. seperti mengejar ujung pelangi yang tak berpenghabisan. mengejar hingga warnanya pudar. tentu tak pernah  ku temukan muaranya.  seperti mengukur berapa mL air ketika hujan menyentuh bumi. mustahil. aku baru tersadar saat hujan telah reda. yah, itu aku. aku yang selalu mencoba mengimbangi langkah kakimu, bahkan terkadang mengikuti jejak sepatumu agar tak tersesat, agar kita bisa terus berada dikoridor yang sama, terus berjalan sejajar dan beriringan.  entah. tapi hati selalu punya cara untuk terus melakukannya. kau sadar? tidakkah langkahmu begitu cepat? atau aku terlalu bodoh untuk terus bertahan?  entahlah. hati tahu kapan waktunya berhenti.

Calon Ayahmu

Dear ananda... hari ini bunda ingin memperkenalkan seseorang padamu seseorang yang sangat bunda kagumi dibeberapa pekan terakhir ini seseorang yang sebenarnya sangat ingin bunda kenalkan sebagai calon ayahmu kelak. Ananda… Kau perlu tahu, bunda sangat menyayangimu bahkan melebihi rasa sayang bunda pada diri sendiri. Itulah sebabnya, bunda begitu hati-hati menentukan siapa laki-laki yang pantas untuk mengumandangkan adzan/iqamah pertama kali di telingamu nanti. Demikian bentuk kasih sayang terbesar bunda saat ini. Ananda… Laki-laki yang akan bunda kenalkan ini, tentu telah bunda pertimbangkan bobot, bibit dan bebetnya. Nama akhirnya sama dengan nama bunda, yah pikir bunda mungkin kami berjodoh. Orangnya ganteng, baik, kaya, putih, tinggi, rambutnya cepak, matanya hitam, hidungnya sebelas-dua belas sama lee min hoo, pekerja keras dan perfecktionist . Dia sempurna untuk jadi ayahmu. Tapi ananda… Dari sekian banyak kelebihan yang Tuhan karuniakan padanya, sayangnya a

Terima kasih Kisahmu

Entahlah. seketika kenangan itu kembali terlintas sembari memoar rasa bersalah yang mendalam. ah, lebih tepatnya rasa bersalah akan kemenangan yang rasanya begitu sulit diraih. tentu, tulisanmu pemacunya. atau lebih tepatnya kamu. yah kamu pemacunya.  memaksaku memasuki dimensi yang seharusnya sudah menjadi sejarah, kenangan yang tak sepantasnya kau ingat sejauh ini. iya, INGAT. kutulis sekali lagi INGAT. bahkan untuk mengingatnya tidak pantas lagi kau lakukan. kau tahu, ada banyak hal yang sebenarnya inginku sampaikan padamu. inginku jelaskan panjang lebar. kejelasan tentang kisah yang seharusnya telah jelas dari 1404000 detik yang lalu. akan kujabarkan sepanjang, serinci dan sedetail yang kubisa. itu yang kau mau bukan? jabarkan, jelaskan, uraikan, dan seperangkat kata yang menurutmu membuat otak manusia terlilit kata rumit. oh, akan kulakukan untukmu. AKAN KULAKUKAN!  kau tahu, untuk memulai ini seharusnya kau perlu menguatkan diri terlebih dahulu. hmm, sebaiknya. o

Iklan pertama

apa yang diusahain memang gak pernah sia-sia tapi, ada juga yang udah susah-susah diusahain  dihargainnya cuma-cuma. ini contohnya latar belakang pembuatan video ini tentu saja bukan sukarela. video ini tugas dari salah satu pengajar dikampus gue dengan segala bentuk kesempurnaannya, dia manusia, mungkin dia satu-satunya manusia dimuka bumi yang sempurna (padahal tidak ada manusia yang sempurna). mungkin.  video ini plagiat, tentu saja. dari mana? kalo pernah nonton TV pasti tau :) sebenarnya dalam proses pembuatan iklan ini, ada sedikit rasa senang, setidaknya gue pernah ngerasain apa yang dirasain beberapa wanita cantik dan bertalenta di dunia, yah seperti miss universe (padahalkan memang miss universe). obsesinya sih jadi putri indonesia aja, tapi kalo bisa jadi miss universe? duh, amiin ya alloh :D oh yaa, ini iklan pertama gue loh, semoga saja berikutnya ada tawaran lagi. hohoo yah udahlah yaa, setidaknya gue bersyukur masih bisa nafas sampai semester ini berakhir. 

Surat untukmu lewat Tuhan

Selamat pagi maa... Ini surat pertama yang kutuliskan untukmu. Sebenarnya hal ini sudah sangat lama ingin ku lakukan hanya saja aku tak begitu yakin kau ingin membacanya. Ah, paragraf ini membuatku merasa canggung untuk terus menulis. Sebelumnya aku minta maaf telah mengganggu waktu senggangmu hanya untuk sekedar membaca surat lusuhku. Aku hanya ingin menyapamu, menanyakan kabarmu, bagaimana lingkunganmu, baikkah orang-orang disekitarmu, dan sederet pertanyaan yang biasa ditanyakan teman-temanku pada orang tua perempuan yang biasa mereka sapa Mama itu. Saat ini pasti kau berpikir untuk melipat surat usangku dan melanjutkan perbincangan indahmu dengan Tuhan di hamparan taman Firdaus. Kumohon bacalah walau dengan enggan.  Kabarku baik maa, alhmdulillah. Papa juga, bahkan sekarang papa tambah gemuk. Oh aku lupa, tak perlu mendefinisikannya karna tentunya kau lebih sering memperbincangkannya dengan Tuhan.  Mungkin kau akan bertanya, kenapa di awal surat ini ku pakai salam