Rasanya baru saja tersambar petir. Tak pernah merasa lebih sakit dari saat ini. Harapan. Terlalu tinggi angan yang digelantungkan. Pantas saja saat jatuh sakitnya mengiris sembilu. Kau menyayatnya lagi. Sayatan yang sama dengan yang selalu kau lakukan pada korban-korban masa lampaumu. Sayangnya, aku tak cukup kuat untuk menghindar dari sayatan demi sayatan yang terus kau berikan. Aku pasrah, bukan karna aku menyerah. Tapi, aku tak tahu bagaimana caranya menghindarimu, karna menghindarimu membuatku lebih tersiksa. Kau angkat sampai menyentuh lapisan langit, dibiarkan melayang hingga merasa seperti terbang, kemudian kau lepas hingga jatuh tergeletak. Coba tebak, kenapa hatiku jauh lebih sakit dibandingkan tubuhku? aku perlu jawabanmu untuk sekedar menguatkan diri sendiri, karna sejauh ini aku sendiri tak bisa memprediksikan jawabannya. Tanyamu, kenapa aku begitu terluka? Kenapa tidak kau tanyakan saja pada malam, malam yang selalu menemani hingga mataku lelah terjaga akib