Skip to main content

Perihal HARAPAN

Rasanya baru saja tersambar petir. Tak pernah merasa lebih sakit dari saat ini.
Harapan. Terlalu tinggi angan yang digelantungkan. Pantas saja saat jatuh sakitnya mengiris sembilu.

Kau menyayatnya lagi. Sayatan yang sama dengan yang selalu kau lakukan pada korban-korban masa lampaumu. Sayangnya, aku tak cukup kuat untuk menghindar dari sayatan demi sayatan yang terus kau berikan. Aku pasrah, bukan karna aku menyerah. Tapi, aku tak tahu bagaimana caranya menghindarimu, karna menghindarimu membuatku lebih tersiksa.

Kau angkat sampai menyentuh lapisan langit, dibiarkan melayang hingga merasa seperti terbang, kemudian kau lepas hingga jatuh tergeletak. Coba tebak, kenapa hatiku jauh lebih sakit dibandingkan tubuhku? aku perlu jawabanmu untuk sekedar menguatkan diri sendiri, karna sejauh ini aku sendiri tak bisa memprediksikan jawabannya. 

Tanyamu, kenapa aku begitu terluka?
Kenapa tidak kau tanyakan saja pada malam, malam yang selalu menemani hingga mataku lelah terjaga akibat harapan yang terus menerus kau bisikkan lembut. Aku terbuai. Hingga harapanmu membangun dunia fantasi dalam tidur lelapku beberapa hati terakhir. 
Kenapa tidak kau tanyakan saja pada bantal panjang, bantal panjang yang selalu menjadi muara kepalaku berencana akan harapan yang masih terus kau tawarkan lewat janji-janjimu. Hingga semuanya teramat nyata padahal harapan itu angan. Omong kosong.
Kenapa tidak kau tanyakan saja pada dinding kamar, dinding kamar yang menjadi saksi tiap senyum gembira yang selalu aku sunggingkan saat mengingat harapan itu jadi suatu hal yang nyata. Hingga tak pernah lelah aku terus menata sabar untuk menunggu hari dimana janji itu bukan sekedar dunia fantasi.

Dan nyatanya, kamu pemain. Pemain ulung yang melegenda. Kini kamu berhasil menjadi juara 1 hingga membuat tensi naik lebih dari 30% di atas normal. Sayangnya aku, aku pernah menguatkan asa untuk tidak mempercayai keunggulanmu dalam bermain. Dan aku percaya. Bodoh sekali.
Untungnya, untung sekali. Aku sudah terbiasa dengan indahnya rasa sakit. Tidak tahu belajar dari mana dan siapa. Tapi terasa seperti kata 'Terserah'. Iya, terserah jadinya bagaimana. Walau tetap saja dada masih terasa sesak. Sangat bahkan. 
Bukankah sabar pun ada tepinya? Aku manusia bukan nabi yang selalu mulia. entah dimatamu atau dibalik mata manusia lain. Bukankah kita sama saja?
Ini yang terakhir menaruh harap padamu, Manusia dengan suntikan harapan rekayasa. Ratu penebar kepalsuan. Bellatrix dengan mantra Imperius. Dan penyihir dengan tongkat tipu daya.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Saya Cinta Bahasa Mongondow ^_^

aku'oi nongkon bolaang mongondow. lipu' ten molayu' bo koyogot mo bangun kon pemerintahan.  Aka dia’ kotaawanmu bolaang mongondow. Yoh, lagi buka’ google bo tayak. Langsung bidon kota’awanmu koonda Bol-Mong (bolaang mongondow) tua. Ba dia’mo repot,pogumanku don, bol-mong tua kon pulau Sulawesi tepatnya kon Profinsi Sulawesi utara,manado mo magi’-magi’ paa topilik. Kon tua, kami mo make’ bahasa mongondow tapi mobayong doman mo make’ bahasa manado sin intaw manado mo anto’ doman mea’ mea’ Bol-Mong, terutama ABG-ABGnya tua(termasuk akuoi) mo anto pa mo make’ bahasa manado. Bolaang Mongondow tua, totu moloben. Noi bagi 5 daerah, Bolaang mongondow induk ibu kotanya tua kon lolak, kotamobagu ibu kotanya kotamobagu, bolaang mongondow timur totok pusatnya kon nuangan dega’, bolaang mongondow selatan pusatnya kon molibagu, bo terakhir bolaang mongondow utara pusatnya tua kon buroko. Baloiku kon bolaang mongondow induk, asal kon daerah kotamobagu. Se’eta natua?

Mandiri = Egois

Kapan terakhir kali anda merasa begitu mandari?? bagaimana perasaan anda saat ternyata anda sudah bisa berdiri sendiri?? bicara tentang mandiri.. saya pernah berpikir , mungkin hidup tak seharusnya mengenal kata mandiri tak seharusnya dunia mencatatnya dalam kamus dunia. mandiri sering diartikan sebagai kemampuan mempertahankan hidup secara individual dengan diirngi usaha usaha sendiri tanpa bergantung pada orang lain. bagi saya, seseorang yang mandiri tak beda jauh dengan seseorang yang egois. atau lebih tepatnya mandiri = egois. mandiri hanyalah konotasi semata dimata saya. sapaan halus bagi mereka yang sebenarnya adalah seorang egois. bagaimana mungkin mandiri disebut berdiri sendiri tanpa bantuan dan campur tangan orang lain?? sedangkan kita tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial yang apapun alasannya tetap tidak bisa berdiri dan bekerja sendiri. mustahil jika seseorang dapat bekerja sendiri. mustahil jika dia tak menggunakan jasa orang lain. ah, terkadang hal seperti in

Maher zain - Number one for me Lyrics

I was a foolish little child Crazy things I used to do And all the pain I put you through Mama now I'm here for you For all the times I made you cry The days I told you lies Now it's time for you to rise For all the things you sacrificed Oooh If I could turn back time rewind If I could make it undone I swear that I would I would make it up to you Oooh If I could turn back time rewind If I could make it undone I swear that I would I would make it up to you Mom I'm all grown up now I'ts a brand new day I'd like to put a smile on your face everyday Mom I'm all grown up now And it's not too late I'd like to put a smile on your face everyday You know you are the number one for me You know you are the number one for me You know you are the number one for me Oh oh number one for me Now I finally understand That  famous  line About the day I'd face in time Coz now I have a child of mine Even though I was so ba