"duh, lama sekali kita sampai ?" keluhku pada pria yang duduk tepat disamping kanan ku. dia memalingkan wajah sambil alisnya sedikit tertarik ke atas. kemudian diikuti sunggingan manis dibibirnya. aku suka dengan raut wajahnya seperti itu. lucu tapi tetap hanyat.
dia mengambil tanganku, menggenggamnya erat sembari terus tersenyum hangat.
"gadis, ini sudah yang ke lima kalinya kau mengeluh dengan pengaduan yang sama. kita akan sampai jika sudah waktunya sampai"
"tapi al, aku sudah tidak sabar bertemu keluargaku dan memperkenalkanmu, mereka pasti senang mengenalmu"
"iya,iya. aku tahu. nanti kau juga akan kuperkenalkan pada keluargaku"
"iya. tapiii.."
"sudah, sudah. kamu sebaiknya istirahat, aku kubangunkan nanti"
aku hanya menatapnya lama, kemudian ku anggukkan kepala tanda setuju. kami kemudian saling tersenyum dengan tatapan lekat. ah, aku selalu senang ketika melakukan hal ini . seakan aku punya kuasa untuk terus menikmati tiap lekukan wajahnya tanpa harus takut dia memalingkan wajah.
dia menarik kepalaku dan menyandarkan tepat dipundaknya. ku ikuti saja gerak tangannya tanpa perlu melawan. kupejamkan mata dan kemudian, hangat. yah, kehangatan yang hanya bisa kurasakan ketika bersandar dibahunya. mataku terus terpejam, tapi ragaku tak pernah cukup terlelap. tak pernah aku merasa sebahagia saat ini sebelumnya. dan tentu dialah alasannya. laki-laki yang kini rela meminjamkan pundaknya untuk tempatku melabuhkan lelah. laki-laki yang baru kukenal 20 hari yang lalu.
aldi. aldi tajhilah. begitu aku mengenalnya. dia humoris, menyenangkan, enak di ajak bicara, pengertian, dewasa dan entah kenapa aku selalu senang mendengarnya bercerita. aku tak pernah menanyakan kebenaran akan tiap kalimat yang dia ucapkan karna aku suka, tidak peduli itu benar atau tidak. aku mengenalnya 20 hari yang lalu terhitung hari ini. tepat saat aku melakukan perjalanan pulang kampung. kami satu bis dan dia berseblahan dengan kursiku.
untuk ke daerahku sebenarnya hanya perlu perjalanan kurang lebih 7 hari yang biasanya bis hanya akan berhenti sekali dalam sehari yaitu untuk mandi dan membeli makanan untuk persedian dalam 24 jam. selebihnya kami menghabiskan waktu seharian didalam bis. untuk sekedar buang air di bis tersedia WC umum. tapi perjalanan kali ini sungguh berbeda. bis yang ku naiki rute nya tidak untuk daerahku saja melainkan untuk daerah-daerah yang berdekatan dengan daerahku. pemberhentian yang hanya sekali sehari juga jadi tiap 3 kali sehari bahkan kadang-kadang jadi 4 kali. ditambah bisnya sering mogok tidak jelas. ditambah kami harus mampir ke terminal-terminal sebelum daerahku alhasil, perjalanan kami bahkan lebih dari 2 minggu. tebak saja apa yang terjadi padaku. tentu saja berang, jika aku sendirian. tapi kali ini, aku senang. sangat senang malah. bahkan aku bersyukur karna aku punya banyak waktu dengan laki-laki itu.toh, tiap kejadian ada alasannya.
bruuuk. tubuhku terlontar hebat kesandaran kursi tepat didepanku. aku spontan terbangun kaget. cepat-cepat aku menarik diri dan memperbaiki posisi. ini ada apa? pikirku kesal. oh ternyata bis berhenti dan yah terminal. lagi. entah sudah berapa kali kami singgah di tempat seperti ini (baca terminal) tapi belum juga sampai ditempat yang tepat. daerahku.
aku mengerjapkan mata sambil memperhatikan kerumunan orang yang lalu-lalang di terminal. terminal serasa penuh sesak, didalam bis juga. antrian panjang mulai terbentuk tanpa perintah dikoridor bis. dipenuhi orang-orang yang tak sabar menghirup udara segar dibalik jendela. nyawaku masih berhamburan akibat terbangun kaget. mata pun berkeliaran keluar jendela tanpa arah. hingga....dia tertuju pada tulisan besar yang diapit tiang-tiang di atas orang-orang berlalu lalang.
Terminal Bogani. begitu tulisannya.
loh? inikan terminal di daerahku? sudah sampai. pikiranku terasa kusut dibuatnya. sudah bangunnya tidak enak sekarang harus cepat-cepat pula. aku bergegas mengambil barang bawaan. segera ikut antrian dikoridor bis. dan... ah akhirnya terminaal.
tapi, seperti ada yang tertinggal. aku terus mengacak isi otak. apa? apa? apa gadis?
"gadis kamu ngapain turun?" suara itu terdengar seperti berteriak. aku memutar pandangan ke arah suara.
"tadi aku ke toilet dan kemudian mendapatimu sudah tak ada dikursimu" itu aldi. yah, dia. dia yang aku lupa. aldi menatapku limbung dari balik jendela bis. keningnya mengernyit.
"loh al, ngapain masih di bis, ayo turun udah nyampe nih"
aldi makin menatapku bingung campur kaget.
"tapi, ini bukan tempat pemberhentianku gadis"
"apa?"
"ini bukan terminal yang kutuju"
sekarang aku yang linglung bercampur shock dibuatnya. jadi selama ini kita tidak searah? selama ini kita tidak menuju tempat yang sama? pemberhentian kita bukan diterminal yang sama? ah, bodohnya. banyak bertitah dan bercerita tapi kita bahkan lupa menanyakan tujuan masing-masing.
aldi menyesal terlihat dari raut wajahnya yang nanar menatapku. sedangkan aku merasa cukup bodoh dibawah sini memandanginya.
"tapi al..."
klakson bis berbunyi 3kali dan bis pun melaju cepat. meninggalkanku dengan segala sesal. kemudian hilang termakan aspal.
Comments
Post a Comment