Bukan hanya sekali , dia mengucapkan kata - kata itu.
bukan hanya sekali dia mengajak melakukan itu
bahkan bukan hanya sekali,dua kali dy selalu berlaku seperti itu.
entah apa yang sedang dy pikirkan saat ini
entah seperti apa saya dlam ingatannya tersisa
saya tak ingin tahu, atau tepatnya saya tak peduli lgi.
terasa begitu risih saat mendapati dirinya yang ternyata mempunyai perasaan lebih.
begitu asing rasanya saat berpas-pasan dengan dengan dirinya saat mengetahui segala yang dia rasakan .
kenapa harus terjadi lagii??
saat kita mulai nyaman dengan seseorang,ternyata seseorang itu mulai merasa harus mempunyai perasaan lebih disertai perubahan status hubungan, yang saya rasa begitu absurd dan menjengkelkan. dan disaat saya memilih untuk mengatakan 'tidak',maka dirinya pun mulai ngotot dan mencoba memaksakan persaan yang saya rasa tak pantas untuk diperjuangkan dan dirasakan baik saya ataupun dia.
oh,lelaki..tak bisakan kau bertindak lebih agung dan bijak dalam menyikapi hal-hal semacam ini?? begitu buntukah otakmu saat ternyata yang kau harapkan tak sebanding dengan hasil yang memuaskan?? hanya segitukah nalarmu??
saat dirinya pun tak henti-hentinya melakukan segala cara agar diri ini menoleh dan merasakan hal yang sama. secara bersamaan yang saya rasakan malah rasa risih dan pikiran untuk menghindar dan menjauh darinya.
saya takut . saya tak ingin menjalin sebuah hubungan saat ini. dengan dirinya atau dengan siapapun.
saya ingin berkonsentrasi dan fokus dalam satu bidang yakni :kuliah.
tapii, kenapa tak bisa juga kau mengerti hal itu??
kenapa kau terus memaksa dan tak pernah menyerah ?? hah??
sampai pada suatu titik kejenuhan . yang saya lakukan adalah upaya melepaskan ikatan yang terjalin antara saya dan dirinya . biarlah dia menganggap saya ap, biarlah yang ada dipikirannya saya dan segala kesalahpahaman yang disengaja itu, biarlah yang tersisa diotaknya saya dan segala kenangan tak menyenangkan itu. biarlah . saya melakukan itu dengan sengaja . saya melakukan itu untuk kita. untuk hubungan kita yang lebih baik lagi nanti.
saat menjadi teman pun tak cukup untuk dirinya .
maka menurut saya menjadi teman pun tak perlu .biarlah menjadi musuh selamanya . asal saya terhindar dari rasa risih yang terus menuntut . rasa gelisah akan dirinya yang tak pernah mengerti.
saya tak tahu. terlalu egoiskah dia?? atau terlalu jahatkah saya?? saya harap jawabannya bukan keduanya.
semoga dia saat dia membaca tulisan ini, dia sadar bahwa dia orang yang saya maksud. maaf, semoga kk' ngerti..
(diadaptasi dari curhatan seorang kawan :) )
bukan hanya sekali dia mengajak melakukan itu
bahkan bukan hanya sekali,dua kali dy selalu berlaku seperti itu.
entah apa yang sedang dy pikirkan saat ini
entah seperti apa saya dlam ingatannya tersisa
saya tak ingin tahu, atau tepatnya saya tak peduli lgi.
terasa begitu risih saat mendapati dirinya yang ternyata mempunyai perasaan lebih.
begitu asing rasanya saat berpas-pasan dengan dengan dirinya saat mengetahui segala yang dia rasakan .
kenapa harus terjadi lagii??
saat kita mulai nyaman dengan seseorang,ternyata seseorang itu mulai merasa harus mempunyai perasaan lebih disertai perubahan status hubungan, yang saya rasa begitu absurd dan menjengkelkan. dan disaat saya memilih untuk mengatakan 'tidak',maka dirinya pun mulai ngotot dan mencoba memaksakan persaan yang saya rasa tak pantas untuk diperjuangkan dan dirasakan baik saya ataupun dia.
oh,lelaki..tak bisakan kau bertindak lebih agung dan bijak dalam menyikapi hal-hal semacam ini?? begitu buntukah otakmu saat ternyata yang kau harapkan tak sebanding dengan hasil yang memuaskan?? hanya segitukah nalarmu??
saat dirinya pun tak henti-hentinya melakukan segala cara agar diri ini menoleh dan merasakan hal yang sama. secara bersamaan yang saya rasakan malah rasa risih dan pikiran untuk menghindar dan menjauh darinya.
saya takut . saya tak ingin menjalin sebuah hubungan saat ini. dengan dirinya atau dengan siapapun.
saya ingin berkonsentrasi dan fokus dalam satu bidang yakni :kuliah.
tapii, kenapa tak bisa juga kau mengerti hal itu??
kenapa kau terus memaksa dan tak pernah menyerah ?? hah??
sampai pada suatu titik kejenuhan . yang saya lakukan adalah upaya melepaskan ikatan yang terjalin antara saya dan dirinya . biarlah dia menganggap saya ap, biarlah yang ada dipikirannya saya dan segala kesalahpahaman yang disengaja itu, biarlah yang tersisa diotaknya saya dan segala kenangan tak menyenangkan itu. biarlah . saya melakukan itu dengan sengaja . saya melakukan itu untuk kita. untuk hubungan kita yang lebih baik lagi nanti.
saat menjadi teman pun tak cukup untuk dirinya .
maka menurut saya menjadi teman pun tak perlu .biarlah menjadi musuh selamanya . asal saya terhindar dari rasa risih yang terus menuntut . rasa gelisah akan dirinya yang tak pernah mengerti.
saya tak tahu. terlalu egoiskah dia?? atau terlalu jahatkah saya?? saya harap jawabannya bukan keduanya.
semoga dia saat dia membaca tulisan ini, dia sadar bahwa dia orang yang saya maksud. maaf, semoga kk' ngerti..
(diadaptasi dari curhatan seorang kawan :) )
Comments
Post a Comment