saya tulis tulisan ini , dengan mata sembap membaca pesanmu yang begitu memukul ulu hati..
saya coba menahan agar air mata ini supaya tak luruh, namun usaha ini terasa sia-sia.
tlah saya coba untuk tak mengingatnya , namun setiap kalimat itu tetap terngiang dan merasuk dalam hati
sekali lagi, harus bergelut dalam perasaan resah karna peristiwa yang sama
saya akui. saya kecewa. saya resah. saya takut . dan saya tak bisa menutup mata dan telinga lagi.
walaupun kau meminta untuk tidak menghiraukan dan menanggapinya. saya tahu saya tak akan bisa mengubahnya menjadi suatu hal yang biasa.
saya memang kecewa ,namun bukan berarti saya harus mengalahkanmu.
saya sedang resah , tapi bukan karnamu.
saya takut tapi sekali lagi bukan takut karnamu.
saya kecewa dengan sikap saya sendiri yang entah harus bagaimana mengisolasinya dalam diri agar terbang dan tak balik lagi. tak seharusnya saya menanggapi pesanmu tempo hari .mungkin saja dengan kita tak saling berkirim pesan semua ini tak kan terjadi. sungguh, saya kecewa dan mengesal dengan segalanya. saya yang bersalah. 'Maaf' .
saya resah . resah akan perasaan yang tak semestinya kamu rasakan.
resah jadi bagaimana lagi perasaan yang tak dikehendaki itu. resah , memikirkan. kenapa harus kamu??
kenapa semua itu seakan tak terhindari termasuk kamu. sekali lagi, saya memang bersalah. 'Maaf'
takut. dan entah kenapa saya pun ternyata harus merasa takut.
takut akan perasaan yang memang tak sepantasnya kamu rasakan. takut perasaan itu membelitmu terlalu lama. takut bahwa sebenarnya saya tak pantas untuk dicintai .
diparagraf terakhir ini, dengan linangan air mata tak terbendung . dengan hati berat dan perasaan risih meliputi..bayangkan saya berada dihadapanmu dengan segala penyesalan dan kekecewaan yang ada. dengan segala hal yang seakan membunuh dan membinasakan jasad. sekali lagii ini memang murni saya yang salah. Maaf beribu-ribu kali Maaf untuk kamu,untuk seseorang yang tak sengaja masuk dalam dunia yang memang tak seharusnya kamu masuki. semoga kamu sudi memaafkan..
saya coba menahan agar air mata ini supaya tak luruh, namun usaha ini terasa sia-sia.
tlah saya coba untuk tak mengingatnya , namun setiap kalimat itu tetap terngiang dan merasuk dalam hati
sekali lagi, harus bergelut dalam perasaan resah karna peristiwa yang sama
saya akui. saya kecewa. saya resah. saya takut . dan saya tak bisa menutup mata dan telinga lagi.
walaupun kau meminta untuk tidak menghiraukan dan menanggapinya. saya tahu saya tak akan bisa mengubahnya menjadi suatu hal yang biasa.
saya memang kecewa ,namun bukan berarti saya harus mengalahkanmu.
saya sedang resah , tapi bukan karnamu.
saya takut tapi sekali lagi bukan takut karnamu.
saya kecewa dengan sikap saya sendiri yang entah harus bagaimana mengisolasinya dalam diri agar terbang dan tak balik lagi. tak seharusnya saya menanggapi pesanmu tempo hari .mungkin saja dengan kita tak saling berkirim pesan semua ini tak kan terjadi. sungguh, saya kecewa dan mengesal dengan segalanya. saya yang bersalah. 'Maaf' .
saya resah . resah akan perasaan yang tak semestinya kamu rasakan.
resah jadi bagaimana lagi perasaan yang tak dikehendaki itu. resah , memikirkan. kenapa harus kamu??
kenapa semua itu seakan tak terhindari termasuk kamu. sekali lagi, saya memang bersalah. 'Maaf'
takut. dan entah kenapa saya pun ternyata harus merasa takut.
takut akan perasaan yang memang tak sepantasnya kamu rasakan. takut perasaan itu membelitmu terlalu lama. takut bahwa sebenarnya saya tak pantas untuk dicintai .
diparagraf terakhir ini, dengan linangan air mata tak terbendung . dengan hati berat dan perasaan risih meliputi..bayangkan saya berada dihadapanmu dengan segala penyesalan dan kekecewaan yang ada. dengan segala hal yang seakan membunuh dan membinasakan jasad. sekali lagii ini memang murni saya yang salah. Maaf beribu-ribu kali Maaf untuk kamu,untuk seseorang yang tak sengaja masuk dalam dunia yang memang tak seharusnya kamu masuki. semoga kamu sudi memaafkan..
Comments
Post a Comment