Semerbak aroma perpaduan embun dan tanah basah pagi ini begitu menyejukkan. Aku mendenguskan indera penciuman agar bisa menghirupnya lebih dalam. Sekelabat aroma itu menggoda untuk ku sapa, memercikkan keinginan untuk membelai embun yang sengaja singgah di pelepah daun, menapaki tanah basah yang kutau menggigilkan lapisan epidermis kulit. Aroma yang begitu ingin ku jejaki dari balik selimut nyamanku pagi ini. Hanya saja, ada sesuatu yang lebih membuatku terbius untuk terus beradu dalam selimut putih dengan corak bunga krisan yang membungkus tubuhku. Ada aroma lain yang hadir. Aroma lain yang ku kenal. Yang kemudian menjalar bagai candu dalam sistem peredaran darahku. Tidak tau kenapa aroma ini begitu mengganggu pagi ini. Aroma khas yang jelas ku hafal. Tidak sesejuk aroma embun dan tanah basah setiap pagi memang. Namun, menghirupnya mampu menenangkan gelombang dalam dada yang mengamuk minta dipertemukan. Aroma yang mampu merasuki bagian terkecil dalam relung hingga letupannya