Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

8 November dalam memory.

selamat tinggal. sampai berjumpa lagi. memang, mengucapkan selalu lebih mudah padahal hati tak pernah merasa cukup rela.  6 jam selama 6 hari yang dihabiskan selama 1 bulan terakhir ini, seakan menambah stok kenangan yang kemudian hanya bisa terflashback di waktu senggang. rasanya baru kemarin hari pertama masuk. 1 bulan tapi kenapa terasa begitu sebentar? waktu.  waktu, selalu terasa misterius seakan menyimpan seribu rahasia. banyak orang yang selalu mencoba menebak-nebak, berusaha menjawab rahasianya yang tersimpan rapi, tapi hingga abad ini...nihil. waktu masih menjadi rahasia langit yang tak terpecahkan oleh zaman. misterius seperti kabut. entah ada apa dibaliknya, tidak ada yang tau secara jelas dan gamblang. tapi itulah dia, sang waktu. selalu punya cara agar tidak dilupakan. dengan apa? kenangan. kenangan, bagian dari tumpukan ingatan. dimana bentuknya kemudian menjadi magnet-magnet yang menempel erat. melekat dan tak terlupakan. begitu, mungkin. bias pelangi yang p

Mengalirlah~

Mengalirlah, akan kubiarkan kau tetap jatuh hingga menghapus duka yang menyayat Mengalirlah, mungkin aliran beningmu mampu memurnikan riak yang demikian berlumpur dalam dada Mengalirlah, hingga tetesan itu lebur bersama tanah yang kemudian basah Mengalirlah, takkan kuhapus hingga alirmu mampu menjernihkan akal tumpul yang tak berdaa Mengalirlah, hingga sembapnya menutupi bengkak sumbermu berada Mengalirlah, sampai suara serak menjadi lagu pengantar deraimu Mengalirlah, bahkan ketika tarikan nafas meminta pengampunan, hingga hembus ikut bersenada mengiringi arusmu Mengalirlah, sampai kau bosan untuk mengalir Mengalirlah, air mata.

Terminal

"duh, lama sekali kita sampai ?" keluhku pada pria yang duduk tepat disamping kanan ku. dia memalingkan wajah sambil alisnya sedikit tertarik ke atas. kemudian diikuti sunggingan manis dibibirnya. aku suka dengan raut wajahnya seperti itu. lucu tapi tetap hanyat. dia mengambil tanganku, menggenggamnya erat sembari terus tersenyum hangat. "gadis, ini sudah yang ke lima kalinya kau mengeluh dengan pengaduan yang sama. kita akan sampai jika sudah waktunya sampai" "tapi al, aku sudah tidak sabar bertemu keluargaku dan memperkenalkanmu, mereka pasti senang mengenalmu" "iya,iya. aku tahu. nanti kau juga akan kuperkenalkan pada keluargaku" "iya. tapiii.." "sudah, sudah. kamu sebaiknya istirahat, aku kubangunkan nanti" aku hanya menatapnya lama, kemudian ku anggukkan kepala tanda setuju. kami kemudian saling tersenyum dengan tatapan lekat. ah, aku selalu senang ketika melakukan hal ini . seakan aku punya kuasa untuk t

Bolehkah?

pemandangan yang sama. pohon palsu yang entah apa namanya. kupu-kupu yang melekat di balik gorden. tiga ekor burung yang tak pernah berkicau. sketsa hitam putih wanita berkerudung. serta styrofoam merah dengan foto yang tersusun secara abstrak. dari sekian pemandangan didalam kamar kos berukuran kurang lebih 3x4 itu. hanya ada 1 hal yang menyedot perhatianku. nama disudut styrofoam merah. nama yang disusun secara rapi dengan color thumb tacks . iya. namamu. hanya empat huruf. namun efeknya jauh lebih besar bahkan ketika angka empat itu dikuadratkan.  aku ingat kapan nama itu mulai terpampang disana. kau ingat? tentu setelah aku mengingatkanmu. kau tak biasa mengingat hal-hal kecil tak berguna semacam itu. aku tahu. pandanganku seakan tak ingin teralihkan dari sudut yang mengukir jelas namamu. ada apa? nama itu seperti magnet yang menarikku. namamu, namamu, namamu, tak henti-hentinya terus kulafalkan hingga kini jadi ritual sebelum mataku terpejam. bahkan menyebutnya cukup mem