Terpaan angin yang
menghantam wajah dengan sekelabat terasa menusuk tulang. Tak ada percakapan
diantara keduanya . hanya terkadang sering terdengar suara wanita itu bernyanyi
lirih. Pakaian yang lengket karna
keringat tetap terasa nyaman walau dia tau, hati tak pernah merasa secemas saat
itu. beat merah itu melaju dengan kecepatan standar, membawa ketujuan dimana
mereka biasa menghabiskan malam.
#hening
“ jadi , kita temenan?”
“ ya udah, kalo itu
yang terbaik”
“okeh. Kamu serius?”
“kan yang ngomong
duluan kamu?”
#hening
“aku ngerasa kita Cuma
kek temenan doang”
#hening
“trus kamu maunya
apa?”
“gak tau, I followed
u”
“jadi,kalo aku
tunjukin jalan yang salah, kamu ikut juga?”
#hening
Wanita itu tertawaa
kecil
“kenapa ketawa? Apanya
yang lucu?”
“lucu aja, ketika
sesuatu diawali dan diakhiri oleh orang sama”
“itu gak lucu”
“terserah kamu.
Pendapat orangkan beda-beda”
#hening
“sebenarnya kamu
maunya gimana?”
“terserah”
“kamu mau gak klo kyak
gini?”
“of course not”
“trus kenapa
diturutin?”
“karna kamu sendiri
yang bilang , kalo cwo udah bilang kek gitu, berarti dia udah bener gk mau. Dan
aku gak mau maksain itu”
#hening
“trus mau kamu apa?”
“terserah”
“tau gak, hubungan ini
bukan aku aja yang jalanin, tapi kita berdua”
“emang seneng jadian
sama aku?”
“senenglah”
“trus pas putus ma aku
senang juga?”
“gak ”
#hening
“trus yang kamu butuh
, udah dapat dari aku?”
“belum”
#hening
“sebenarnya , gaya
berpacaran menurut kamu gimana siih?”
“gaya berpacaran itu
beda-beda”
“iya,aku tanyanya
menurut kamu”
#hening
“yah, jawabannya sama
dengan apa yang kamu butuhkan”
“hmpp”
“kamu masih nyaman
jalan sama aku?”
“nyaman itu bisa
diciptakan”
“jadi menurut kamu,
nyaman itu relatif?”
“yah, kyak gitu lah”
#hening
“u okee?”
“yeah, I’m okee.
Alhamdulillah”
“u serious?”
“yah,I’m serious”
“kamu gak marahkan?”
“gak,kenapa harus
marah?”
Dan diam. Hanya
terdengar suara Bruno mars dengan when I was your man nya yang membuat suasana
terasa lebih hambar.
“yuk balik. Nggak tau
juga mau ngapain”
“yuk!”
End~
Comments
Post a Comment