Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra'd 13:11)
***
Malam ini masih sama. Hening dan tenang. Aku masih duduk disudut ruang gelap,sendiri,merenungi sejengkal demi sejengkal. Setiap lantunan ayat – ayat suci terasa menghantam ulu hati,merasuk kedalam setiap rongga-rongga saraf tubuhku. Kulantunkan ayat pertama dalam surat Az-Zalzalah, yang sedikit demi sedikit dapat kupahami artinya, surat yang menjelaskan bagaiman Allah Ta’ala memusnahkan isi bumi dan mengeluarkan semua yang bernaung dalam perut bumi. Tubuhku bergetar,kelopak mata ku pun mulai mengeluarkan butiran butiran bening,mengalir deras umpama derasnya air sungai. Kala itu jarum jam mulai beranjak dari angka 2,yah pukul 02.05 AM,aku membentangkan sejadah biru ini,menghadap sang Maha pembebas segala derita,terus mengucap shalawat serta syukur tak henti hentinya, memohon adakah walau hanya secuil untuk tempatku bernaung. Itu harapanku,Insya Allah.
Dalam Kelamnya malam,aku teringat moment 6 bulan yang lalu…
Ketika itu,dunia seakan tak bersahabat denganku,bumi seakan menolak kudiami,dan seakan langit pun membenci dan enggan memberiku kesejukan. Aku terjerumus dalam dunia Narkotika. Yah, aku memang pecandu,bukan,tapi lebih dari sekedar pecandu. Bagaimana tidak, saat itu aku baru mulai menikmati masa SMA ku. Aku duduk dibangku kelas 2 SMA dan memiliki puluhan,ratusan bahkan ribuan teman. Yang baik banyak,namun yang buruk pun tak kalah banyaknya.baik atau buruk memang tak masalah untukku,toh,saat itu aku betapa yakin dan mantap takkan mungkin terjerat barang Haram tersebut.
Takdir pun berubah, salah satu teman dekatku, memperkenalkan “barang” ini dalam bentuk pill, yah ukurannya sangat kecil namun satu yang tak kupahami,kecil bukan berarti tak berharga. Awalnya aku menolak namun dengan seribu godaan itu, akhirnya aku mencoba. Tak banyak yg kurasakan hanya tubuhku terasa sedikit lebih ringan. Selanjutnya, aku mulai dikenalkan dengan beberapa orang, yang tanpa sepengetahuanku mereka juga seorang pecandu dan pengedar. Lama- kelamaan aku mulai mencoba obat obatan lain mulai dari ganja,putauw,heroin dan kawan kawannya. Tentu saja,sejak awal aku sudah tau kalau hal itu sama sekali tak ada bagus-bagusnya.Namun,apalah daya,semuanya tlah terjadi dan obat-obatan itu kini tlah mendarah daging.
6 bulan aku menjadi seorang pecandu,tanpa diketahui teman-teman lain,pihak sekolah hingga orang tua pun tak pernah menaruh setitik curiga kepadaku. Semuanya aman terkendali.sampai suatu waktu,saat itu aku sedang belajar dalam kelas,dan tiba-tiba badanku mulai merasa perih perlahan,sakit,keringat pun mulai mengucur,serta tubuhku mulai bergetar tak karuan. Aku tau,saat itu tubuhku mulai meronta meminta diberi sedikit putauw. Aku bergegas menuju toilet.Setengah sempoyongan,aku terseok-seok meraih pintu kamar mandi dan segera mngambil jarum suntik yang kusisipkan dalam kaos kakiku,segera ku isi,lalu kusuntikan tepat mengenai pembuluh darahku,kemudian FLY.tak ada lagi yang kuingat,hanya Damai.hening.Tenang.
Aku tersadarkan dengan teriakan salah satu siswa kelas I,yang menemukanku tergeletak dibelakang pintu toilet sekolah dengan suntikan ditangan. Seluruh isi sekolah pun tau,ternyata aku adalah seorang pecandu . bukan hanya itu, bahkan aku di iming-imingkan akan dikeluarkan dari sekolah. Aku takut,syok,cemas,bahkan frustasi. Bagaimana dengan mama dan papa??? Seberapa kecewanya mereka saat mendengar kabar ini??? Aku ingin berteriak sekeras mungkin untuk melupakan semua persoalan yang terasa menghimpit dadaku. Tak dapat kuhindari, Orang Tua ku memang sangat terpukul mendengar kabar itu, bahkan Papa sempat syok dan dirawat dirumah sakit selama beberapa hari. Aku tau, semua memang salahku. Namun, barang Haram itupun masih tak bisa dilepaskan dari diriku.
Mama memutuskan mengirimku kepanti rehabilitas,tentu saja aku tidak mau, namun tak ada pilihan lain.Aku tak ingin melihat Papa meninggal akibat stroke karna ulahku. Jelas Tidak. Sekolahku berantakan , tak ada yang mau berteman denganku,bahkan tak ada masa depan untukku.
***
Adzan shubuh berkumandang,semua cerita itu membekas didasar hati.saat itu, diriku memang drundung duka dan nestapa. Namun sekarang, aku bahkan harus mengucapkan terima kasih dan minta maaf karena ternyata perubahan secara besar besaran yang terjadi dalam diriku berasal dari tak lain dan tak bukan Panti rehabilitasi itu sendiri,dorongan dari sesama teman-teman membuat aku sadar sesadar sadarnya kalau dulu aku mengambil jalan yang keliru. Kuusap mataku yang lembap,kututup Al-quran dengan perlahan,lalu kucium penuh kesungguhan. Dengan hati mekar,ku berwudhu. Shubuh meniupkan angin segar,memancarkan cahaya yang teduh,dan sinar yang hangat.Kini ku tau,sangat singkat hanya diantara adzan dan sholat.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra'd 13:11)
***
Malam ini masih sama. Hening dan tenang. Aku masih duduk disudut ruang gelap,sendiri,merenungi sejengkal demi sejengkal. Setiap lantunan ayat – ayat suci terasa menghantam ulu hati,merasuk kedalam setiap rongga-rongga saraf tubuhku. Kulantunkan ayat pertama dalam surat Az-Zalzalah, yang sedikit demi sedikit dapat kupahami artinya, surat yang menjelaskan bagaiman Allah Ta’ala memusnahkan isi bumi dan mengeluarkan semua yang bernaung dalam perut bumi. Tubuhku bergetar,kelopak mata ku pun mulai mengeluarkan butiran butiran bening,mengalir deras umpama derasnya air sungai. Kala itu jarum jam mulai beranjak dari angka 2,yah pukul 02.05 AM,aku membentangkan sejadah biru ini,menghadap sang Maha pembebas segala derita,terus mengucap shalawat serta syukur tak henti hentinya, memohon adakah walau hanya secuil untuk tempatku bernaung. Itu harapanku,Insya Allah.
Dalam Kelamnya malam,aku teringat moment 6 bulan yang lalu…
Ketika itu,dunia seakan tak bersahabat denganku,bumi seakan menolak kudiami,dan seakan langit pun membenci dan enggan memberiku kesejukan. Aku terjerumus dalam dunia Narkotika. Yah, aku memang pecandu,bukan,tapi lebih dari sekedar pecandu. Bagaimana tidak, saat itu aku baru mulai menikmati masa SMA ku. Aku duduk dibangku kelas 2 SMA dan memiliki puluhan,ratusan bahkan ribuan teman. Yang baik banyak,namun yang buruk pun tak kalah banyaknya.baik atau buruk memang tak masalah untukku,toh,saat itu aku betapa yakin dan mantap takkan mungkin terjerat barang Haram tersebut.
Takdir pun berubah, salah satu teman dekatku, memperkenalkan “barang” ini dalam bentuk pill, yah ukurannya sangat kecil namun satu yang tak kupahami,kecil bukan berarti tak berharga. Awalnya aku menolak namun dengan seribu godaan itu, akhirnya aku mencoba. Tak banyak yg kurasakan hanya tubuhku terasa sedikit lebih ringan. Selanjutnya, aku mulai dikenalkan dengan beberapa orang, yang tanpa sepengetahuanku mereka juga seorang pecandu dan pengedar. Lama- kelamaan aku mulai mencoba obat obatan lain mulai dari ganja,putauw,heroin dan kawan kawannya. Tentu saja,sejak awal aku sudah tau kalau hal itu sama sekali tak ada bagus-bagusnya.Namun,apalah daya,semuanya tlah terjadi dan obat-obatan itu kini tlah mendarah daging.
6 bulan aku menjadi seorang pecandu,tanpa diketahui teman-teman lain,pihak sekolah hingga orang tua pun tak pernah menaruh setitik curiga kepadaku. Semuanya aman terkendali.sampai suatu waktu,saat itu aku sedang belajar dalam kelas,dan tiba-tiba badanku mulai merasa perih perlahan,sakit,keringat pun mulai mengucur,serta tubuhku mulai bergetar tak karuan. Aku tau,saat itu tubuhku mulai meronta meminta diberi sedikit putauw. Aku bergegas menuju toilet.Setengah sempoyongan,aku terseok-seok meraih pintu kamar mandi dan segera mngambil jarum suntik yang kusisipkan dalam kaos kakiku,segera ku isi,lalu kusuntikan tepat mengenai pembuluh darahku,kemudian FLY.tak ada lagi yang kuingat,hanya Damai.hening.Tenang.
Aku tersadarkan dengan teriakan salah satu siswa kelas I,yang menemukanku tergeletak dibelakang pintu toilet sekolah dengan suntikan ditangan. Seluruh isi sekolah pun tau,ternyata aku adalah seorang pecandu . bukan hanya itu, bahkan aku di iming-imingkan akan dikeluarkan dari sekolah. Aku takut,syok,cemas,bahkan frustasi. Bagaimana dengan mama dan papa??? Seberapa kecewanya mereka saat mendengar kabar ini??? Aku ingin berteriak sekeras mungkin untuk melupakan semua persoalan yang terasa menghimpit dadaku. Tak dapat kuhindari, Orang Tua ku memang sangat terpukul mendengar kabar itu, bahkan Papa sempat syok dan dirawat dirumah sakit selama beberapa hari. Aku tau, semua memang salahku. Namun, barang Haram itupun masih tak bisa dilepaskan dari diriku.
Mama memutuskan mengirimku kepanti rehabilitas,tentu saja aku tidak mau, namun tak ada pilihan lain.Aku tak ingin melihat Papa meninggal akibat stroke karna ulahku. Jelas Tidak. Sekolahku berantakan , tak ada yang mau berteman denganku,bahkan tak ada masa depan untukku.
***
Adzan shubuh berkumandang,semua cerita itu membekas didasar hati.saat itu, diriku memang drundung duka dan nestapa. Namun sekarang, aku bahkan harus mengucapkan terima kasih dan minta maaf karena ternyata perubahan secara besar besaran yang terjadi dalam diriku berasal dari tak lain dan tak bukan Panti rehabilitasi itu sendiri,dorongan dari sesama teman-teman membuat aku sadar sesadar sadarnya kalau dulu aku mengambil jalan yang keliru. Kuusap mataku yang lembap,kututup Al-quran dengan perlahan,lalu kucium penuh kesungguhan. Dengan hati mekar,ku berwudhu. Shubuh meniupkan angin segar,memancarkan cahaya yang teduh,dan sinar yang hangat.Kini ku tau,sangat singkat hanya diantara adzan dan sholat.
Comments
Post a Comment