Apa perasaanmu masih sama? pertanyaan itu begitu mengaung hebat di kepala, memberontak dan ingin sekali diutarakan. Tapi entah kenapa seluruh saraf yang menghubungkan tempurung kepala hingga pertanyaan itu berada di ujung lidah tiba-tiba kehilangan fungsi agar bisa dilafalkan dan dilontarkan bibir dengan suara nyaring. Bibir tidak menurut. Bergeming. Beku. Diam tanpa kata. Kenyataannya hidup memang selalu memiliki persimpangan-persimpangan. Kita tidak pernah tahu arah mana yang tepat sehingga takdir akan selalu memihak dan perjalanan hidup tetap mulus tanpa hambatan. Aku mungkin satu-satunya manusia yang ditakdirkan selalu mendapati persimpangan tersebut dengan memilih persimpangan yang hampir semua buruk. Kadang yang kudapati jurang yg curam, kadang tebing terjal, bahkan terkadang jalan buntu. Ah, pilihan yang sama sialnya. Mungkin aku tidak pernah ditakdirkan untuk memilih sebab semua yang berhubungan dengan perkara memilih, selalu membawaku pada keterpurukan panjang dan kepedihan